Miliki mental baja untuk menjadi penulis yang tahan dari serangan kritik dan sinisme. Perkaya diri dengan mau menerima pendapat orang lain. Jangan heran bila kemudian akan menjadi penulis yang berkembang.
“Tulisan basi! Gak ada yang menarik!”
“Dari judulnya saja sudah salah. Apalagi isinya?!”
“Tulisan gak mutu!”
“Menulis ngejar target ya?!”
“Tulisan ini lahir dari orang yang memiliki pikiran yang sempit!!!”
“Pantasan aja tulisannya banyak. Gak tahunya boleh copas semua?”
“Penulis model gini. Enaknya diapain ya?!”
Itulah sebagian masukan atau mengingatkan sahabat.
Sebagai penulis atau yang sedang belajar menulis. Apalagi sampai memublikasikannya di media sosial atau blog. Dimana siapa saja dapat membacanya. Pasti akan mendapatkan berbagai komentar.
Tidak mungkin kita hanya berharap pujian dan kritikan yang membangun. Tapi yang namanya unsur ketidaksenangan dan sinisme pasti ada.
Bahkan tidak jarang akan ada orang yang datang untuk selalu menyerang tulisan kita. Tidak peduli tulisan kita bagus atau jelek. Kita sendiri tidak tahu tujuannya.
Tentu sebagai seorang penulis yang ingin berkembang dan maju. Memiliki mental baja terhadap segala macam sinisme adalah keniscayaan.
Sebaliknya semua itu bisa dijadikan sebagai penambah energi untuk membuktikan kemampuan diri. Menulis lebih baik lagi. Maju tak gentar, menulis yang benar.
Kita boleh yakin dengan pemikiran atau kebenaran yang kita tuliskan. Tapi jangan sampai merasa paling benar, sehingga dengan keras kepala menolak masukan dari orang lain.
Adakalanya kita bisa menulis dengan kalimat-kalimat yang salah atau tidak sesuai kebenaran. Menulis dengan data-data yang meragukan. Bisa juga karena kelalaian.
Untuk itulah. Sebagai penulis yang baik kita tak perlu sungkan untuk membuka diri menerima masukan dari luar.
Beruntung sebenarnya bila ada yang mau dan bersedia memberikan pendapat. Karena akan memperkaya tulisan kita.
Intinya sebagai penulis yang baik. Kita harus memiliki prinsip dan mempertahankan pendapat. Tetapi bisa membuka diri untuk mengakui kesalahan tulisan dan menerima pendapat orang lain yang benar. Bukankah hal yang baik juga?
Terhadap serangan kritikan dan sinisme bolehlah kita bermental keras seperti baja. Namun terhadap pendapat atau masukan dari orang lain, tentu kita tidak boleh keras kepala bagaikan baja.
Disadur dari kompasiana.
Tanggapan:
* Kita kudu siap dan berjiwa besar saat menerima kritikan.
Ambil sisi baiknya, dan untuk kesinisan siapkan mental baja..
* Harus pintar memilah antara masukan dengan offens/ serangan.
Masukan memang perlu, karena tidak ada seorang (penulis)pun yg sempurna..
* Lain lubuk lain ikan, lain orang lain pula hatinya.
Tentunya setiap orang punya pandangan masing2, dan kita harus saling menghormati..
Orang yang berjiwa besar punya dua hati; satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar. Tetap semangat!
Jangan lupa berterimakasih untuk masukan, hehe 😀
Monggo di share
Pertamax hahahaha
Kalau sudah tahu resiko nulis blog banyak, apa motivasi bro buat blog 😀
maaf kalau tanyanya agak blak2an dan kurang sopan
menambah ilmu, dan berbagi pemahaman(yg sedikit)
🙂
InsyaAllah, apa yg sy tulis di pages ‘tentang saya’ lumayan jujur
terima kasih teman
o ya ijin copas tujuan anda
siapa tahu besok muncul di posting saya selanjutnya atau dimana gitu 😀
kalau berkenan.com hehe
tentu saja.. silahkan mas.
smg bermanfaat 🙂
benar bang admin, setuju sip.
sipp .. trimz