Sedikit tentang itsar.

Secara bahasa itsar berarti mementingkan orang lain lebih dari diri sendiri. Dari segi fitrah setiap manusia yang masih terjaga fitrah kemanusiaannya juga dapat berbuat mulia, mementingkan orang lain dan bukan diri sendiri serta menolong orang lain tanpa memikirkan diri sendiri.

Di Inggris pernah terjadi kasus penyelamatan seorang anak yang jatuh di rel kereta api oleh seorang laki-laki. Alhamdulillah anak itu bisa diselamatkan, namun sebelah tangan laki-laki itu putus tersambar kereta api yang melaju kencang. Mungkin seumur hidupnya anak tersebut takkan bisa melupakan jasa seseorang yang rela mengorbankan sebelah tangannya untuk menyelamatkan nyawanya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengatakan bukan dari golongan kami orang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan. Begitu pula di hadits lain “Bukan golongan kami orang yang tidak peduli pada urusan orang Islam”. Jadi sifat itsar sangat penting untuk memerangi sifat-sifat buruk seperti egois, kikir, individualis dsb serta menumbuhsuburkan sifat-sifat mulia seperti peduli, empati, pemurah dll.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu dia bercerita, bahwa ada seorang yang datang kepada Nabi SAW seraya mengatakan: “Sesungguhnya aku sangat lelah dan lapar” kemudian beliau menemui salah satu istrinya. Ternyata istrinya berkata, “Demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran, aku tidak mempunyai apa-apa kecuali air saja”. Kemudian beliau mengutus seseorang kepada istrinya yang lain maka istrinya tersebut mengatakan hal yang sama. Hingga akhirnya semua istrinya mengtakan hal yang sama . kemudian Nabi SAW bersabda: “Siapakah yang sanggup menjamu orang ini pada malam ini? Kemudian salah seorang dari kalangan Ansar mengatakan: “Aku wahai Rasulullah” kemudian orang tersebut bersama sahabat tersebut. Selanjutnya ia berkata kepada istrinya, “Muliakanlah tamu Rasulullah ini”. Lalu sahabat tersebut berkata kepada istinya: “Apakah kamu mempunyai sedikit makanan? Istrinya mejawab: “Tidak kecuali makanan untuk anak-anakku. “ Dia berkata sibukkanlah mereka dengan sesuatu, dan jika mereka ingin makan maka tidurkanlah mereka. Dan jika tamu kita masuk, matikanlah pelita itu dan perlihatkanlah kepadanya bahwa kita seolah-olah ikut makan. Kemudian merekapun duduk dan tamu itupun makan, sedang suami istri tersebut tetep kelaparan sepanjang malam. Dan ketika pagi hari tiba, mereka bertemu Nabi, maka beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah kagum dengan apa yang kalian berdua lakukan terhadap tamu kalian tadi malam. ” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika peperangan Yarmuk kaum muslimin mendapat kemenangan yang cukup gemilang pada peperangan tersebut diantara kaum muslimin ada yang mengalami luka dan cedera tersebutlah tiga orang mujahidin yaitu: Al-Haris bin Hisyam, ‘Ayyas bin Abi Rabi’ah dan Ikrimah bin Abi Jahal. Ketika mereka mengalami masa-masa kritis dan membutuhkan pertolongan justru pada saat itulah mereka melakukan perbuatan yang sungguh luar biasa mereka berbuat itsar dengan menakjubkan yang sulit kita dapatkan pada jaman sekarang ini, hal ini sebagaimana diceritakan sendiri oleh Hudzaifah Al-‘Adawi ia menceritakan, ”Pada saat itu aku membawa air yang sedikit yang akan aku berikan kepada Al-Haris yang pada saat itu ia tengah berteriak meminta air karena ia tengah sangat kehausan ketika air sudah dihadapannya dan ia bersiap untuk meminumnya tiba-tiba ia mendengar orang lain juga berteriak kehausan yaitu sahabatnya Ikrimah ketika itu pula ia mengisyaratkan untuk memberikan air tersebut untuk Ikrimah, ketika air sudah dihadapan Ikrimah dan ia sudah bersiap untuk meminumnya ketika itu pula ia mendengar sahabat lain yaitu ‘Ayyas memita air maka Ikrimahpun mengisyaratkan untuk memberikan air tersebut kepadanya, ketika air tersebut dibawa kehadapan ‘Ayyas ternyata ia sudah meninggal terlebih dahulu tanpa sempat meminum air tersebut, ketika air tersebut dibawa kembali kepada dua orang sahabat yang meminta air tadi ternyata ajal juga telah menjemput mereka akhirnya para sahabat tersebut meninggal dunia tanpa salah seorang pun diantara mereka yang meminum air tesebut.

Ummul mukminin Aisyah Radhiallahu Anhuma yang terkenal kepandaiannya sekaligus juga kedermawanannya pernah mendapat uang 40.000 dirham dari baitul mal. Oleh Aisyah harta itu segera di bagi-bagikan kepada fakir miskin sampai-sampai lupa menyisihkan sedikit saja untuk dirinya. Sampai ditegur Ummu Burdah yang membantunya, “Ya Ummul mukminin kenapa tak kau sisihkan sedikit saja untuk membeli makanan berbuka, bukankah engkau sedang berpuasa,” “Ya Ummu Burdah, kenapa tadi tak kau ingatkan”, jawab Aisyah tenang.

Itulah itsar, mendahulukan dan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan orang lain dari diri sendiri, sedang diri sendiri juga dalam keadaan yang sangat membutuhkan. Sebuah akhlak mulia yang diukir dengan tinta emas dalam sejarah bagi pelaku-pelakunya, menembus ke langit hingga Allah  heran dan takjub.

 

Please leave a comment, thanks..

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s