Seorang soleh bernama Ahmad Bin Harb mempunyai seorang anak lelaki. Sejak kecil anak itu telah diajarkan mengenal Allah dan yakin bahawa Dia berkuasa atas segala sesuatu. Allah yang menghidupkan, yang mematikan dan yang memberi rezeki kepada manusia.
“Nak, jika engkau menginginkan sesuatu, engkau mesti meminta dan berdoa kepada Allah tidak boleh kepada yang lain,” kata Ahmad kepada anaknya yang masih kecil itu.
“Caranya bagaimana ayah?” tanya anaknya.
“Engkau pergi ke tingkap, angkat kedua-dua tanganmu ke langit dan ucapkan: “Ya Allah! Aku ingin ini…. maka berikanlah aku rezeki dari sisi-Mu.”
Ahmad dan isterinya telah menyediakan segala makanan, minuman atau benda-benda yang menjadi kegemaran anaknya itu. Setiap kali anaknya pergi ke tingkap, kedua-duanya pergi ke tempat benda-bendanya yang diletakkkan.
Suatu hari anaknya pergi ke tingkap dan berdoa: “Ya Allah, aku ingin roti yang sedap, maka berilah aku rezeki dari sisi-Mu.”
Secepat kilat ibunya meletakkan roti diatas meja makan. Maka apabila anaknya pergi ke meja makan, telah tersedia makanan yang dimintanya. Dia yakin bahawa barang itu dari Allah.
Esok harinya ia pergi pula ke tingkap dan berdoa: “Ya Allah!, berilah aku minuman yang sedap.”
Apabila dia menoleh, di meja sudah tersedia minuman yang sedap yang diletakkan oleh ibunya. Dia yakin bahawa Allah telah menunjukkan kekuasaannya dengan memperkenankan setiap permintaannya.
Suatu hari, Ahmad dan isterinya bepergian. Sementara anaknya yang berada di rumah sangat ingin makan roti. Maka pergilah dia ke tingkap dan berdoa :
“Ya Allah, aku sangat ingin makan roti., Maka berilah aku rezeki roti dari sisi-Mu.”
Ketika itu juga tersedia roti di tempat makannya. Apabila ibu bapanya pulang,. kedua-duanya terkejut karena anaknya makan roti. Padahal ketika itu di rumahnya kebetulan tidak ada roti.
“Daripada mana engkau mendapatkan roti wahai anakku?’ tanya Ahmad dan isterinya.
“Dari Allah yang memberiku maknan setiap hari itu.” jawab anaknya.
Dengan kejadian ini, Ahmad sadar bahawa anaknya telah mencapai taraf yang tinggi keyakinannya kepada Allah, dan telah menempuh jalan seperti yang ditempuh oleh orang yang tawakkal.
Dari sufiahsolehah.
Pelajaran yg dapat diambil :
* pengajaran tawakkal perlu, meski untuk anak kecil
* Kun Fayakun. Kalau Allah brkehendak, bisa saja sesuatu yang terlihat mustahil akan terjadi.
Mungkin pula ini terjadi lantaran keyakinan yang sangat tinggi. Wallahu ‘alam , yg pasti atas izinNya.
* Mintalah kpd Allah, niscaya diberi Nya..
secara langsung atau lewat perantaraan apapun yang Dia kehendaki..
monggo dishare , smg berguna..
wow, emang ada anak yang seperti itu di jaman sekarang ini…?
ya ada dong, cuman mungkin gk terlalu banyak jumlahnya. 😀
sangat setuju. Seperti halnya keberadaan kekasih Allah yg disembunyikan, bisa jadi anak kecil yg maqom tinggi kayak gitu jg susah ditemui.. 😛
tidak diketemukan bukan berati tidak ada, ya tho?
kayaknya sulit, nyari yg kayak bapaknya aja sulit..
tapi wallahu alam .. 🙂
salam kenal aja yaa…
salam kena 🙂
Terima kasih buat informasi yang satu ini 🙂
Semoga artikelnya bermanfaat bagi blogger lainnya.
http://www.disave.blogspot.com
Sekalian Tukaran Link ya 🙂
Salam Persahabatan.
maturnuwun.. monggo 😀