Semenjak di jogya saya membaca warung pak tua yang mau tutup dan mencari ketenangan. Memang belum komen langsung, namun sedihnya kerasa hingga kini 😥
Pak tua salah satu yg sangat menginspirasi blog ini.. yang menjadi semangat untuk terus berkarya karena menelurkan artikel 3-4biji per hari, dan kini harus berakhir begini. Tentu kudu kita terima.
Ketika kita tersenyum bahagia di satu hari pertemuan, maka tentu kita kudu siap bersedih kala perpisahan datang 😦
Ada apa pak Tua mengundurkan diri? tentu yang paling tahu adalah beliau. Namu saya sendiri akan berupaya bercermin, dan menemukan jawaban ini :
– Ketidak tenangan.
– Waktu
Waktu adalah sebab yang paling enteng. Ketika waktu luang untuk menulis Blog menipis, maka konsistensi diuji, komitmen mendapat cobaan besar. Blog saya pun berulang-ulang ingin saya tututp karena alasan waktu, namun hingga saat ini masih sanggup saya pertahankan dg konsistensi dan komitmen mati-matian..
Tak dapat dipungkiri, Pak RT adalah seorang yg sangat kreatif dan suka berbagi, saya jelas jauh dari beliau dipandang dari segi apapun..tapi namanya ketidak tenangan bisa menyerang siapa saja, blogger papan atas maupun bawah..
Kenapa Pak Tua tidak tenang?lagi lagi beliaulah paling tahu. Saya menghormati beliau, maka saya tak akan mengira-ngira, hanya mengumpamakan diri sendiri.
Terus terang semenjak ngeblog 116 hari yang lalu, hampir setiap hari selalu ada ketidak tenangan.
kenapa? banyak sekali sebabnya.. jadi blogger komitmen itu nggak mudah.
Beberapa sebab ketidak tenangan blog saya adalah:
– hati berbisik bahwa keluar dari hiruk pikuk lebih selamat
– ketidak sesuaian antara bidang yang digeluti dg idealisme
– tuntutan keluarga
Menjadi blogger, tak dapat dipungkiri menyenangkan, namun tak selalu begitu karena tidak smua orang itu sama. Ketika kita menemui ada orang yg tersinggung dan berkata kasar, atau oarang yang pembawaaannya kaku dan sarkatis, atau yang tidak mau mendengar orang lain…saya yakin tak semua orang mampu bertahan, tanpa terkecuali saya juga.
Kalau hati suka dengan bahasan soal akhirat, kemuliaan, ketenangan batin, dan sebagainya terus ikutan bicara bidang otomotif, itu bukan perkara mudah. Saling bertentangan. Membuat artikel otomotif buat saya nggak sulit, namun melawan kemauan hati yang ingin tenang itu jauhhh lebih sulit.. tapi untuk saat ini saya berusaha masih konsisten.
Terahir, keluarga.. bukan bapak atau ibu tapi anak isteri.
Saya belum berkeluarga memang, namun sering terbersit di benak bahwa ketika pasangan kita nantinya meminta kita untuk berhenti, meski tanpa alasan maka apakah saya sanggup menolak? Untuk saat ini saya masih eksis, karena mampu melawan diri sendiri, kalau ajakan pensiun ngeblog datang dari orang yang kita cintai,keluarga, mungkin saya takkan mampu..
Singkatnya kita kudu memberi apresiasi untuk mas Heru Kuncahyono atas karyanya, juga merelakan kalau beliau memilih ketenangan tanpa menayakan alasanya. Tanyakan jawabnya pada diri sendiri mungkin sampean semua akan lebih mengerti.
Terima kasih pak Rt.. kalau ada waktu tentu kita pasti akan berjumapa lagi.
Kami kehilangan Blogger Besar, bukan dalam arti hits namun sebagai manusia besar yang mau membagi untuk para blogger tanah air lainnya.
Semoga menemukan ketenangan.. (gianluigimario)