Suatu malam, seorang pencuri memasuki kamar Junaid. Setelah melihat bahwa tidak ada apa-apa dalam kamar itu selain sehelai pakaian, pencuri pun mengambil pakaian itu lalu pergi.
Keesokan harinya, Junaid melewati pasar dan melihat pakaiannya ada ditangan seorang pedagang yang tengah menawarkannya pada seorang lelaki.
” Sebelum membelinya, aku ingin engkau hadirkan seorang untuk bersaksi bahwa pakaian ini memang benar-benar milikmu. ” Kata si calon pembeli
Junaid pun mendekat dan berkata, ” Aku siap untuk bersaksi bahwa pakaian ini memang benar-benar miliknya.”
Akhirnya lelaki itu pun membeli pakaian tersebut..
Catatan kecil penulis :
Mungkin ada beberapa hal yang bisa dipetik hikmah dari kisah diatas..
– Keyakinan Junaid akan Rezeki Allah..
– Bisa menjadi sebuah sedekah tanpa harus mengantar..
– Keikhlasannya kepada Allah menjadikan urusan selain itu hanya hal kecil.
Kalau sudah Allah yang memberikan sebuah pakaian, tentu tak sulit bagiNya mengganti dengan pakaian yang lain. Kerelaan kepada hal tersebut dapat menjadi sebuah bentuk kebaikan kepada orang lain tanpa harus mengantarnya kepada mereka. Bisa menjadi sebuah intropeksi, apakah kita sedemikian pelit membagi rejeki kepada orang lain, hingga sampai orang lain harus mengambilnya sendiri dari kita lewat jalan yang tak disangka-sangka?..
Orang shalih menganggap apa yang ada padanya hanyalah hal yang kecil. Asalkan bisa meraih cintaNya, hal selain itu bukan perkara besar.
Sulit memang mencontoh kebesaran hati seperti ini, namun bisa kita petik hal sederhana bahwa “kalau sudah bukan rejeki kita, mengapa harus dipikirkan lagi? “.. Mulailah dengan positif thinking..
Semoga berguna..
(gianluigimario)