Seperti biasa tiap hari jumat, gubug kecil saya, LFL-blog mau berbagi soal isi khutbah yang baru didengar. Apa saya bermaksud pamer, atau berangkat salat Jumat hanya supaya dapat menulis artikel ini? Naudzubillah.. Insya Allah saya niat bukan untuk itu, melainkan mengikuti perintah Allah dan Rasul, dan menambah ilmu dari sang khatib. Siapa mau mengambil hikmah tulisan ini silahkan, yang tidak suka pun boleh..monggo dilompati aja. 🙂
Hari ini ada satu topik, itu tentang diutusnya Rasulullah Shallalahu Alaihi wasallam. Yang di bahas oleh bapak katib ialah dua diantaranya, yaitu Rahmat dan suri tauladan.
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia(semesta alam)” (QS. Al Anbiya: 107)
Pertama, sebelum diutusnya Nabi, manusia berada pada zaman Jahiliyyah dan kehancuran, maka dengan datangnya Beliau, rahmat Allah dicurahkan untuk seluruh alam, tidak hanya bangsa arab. misalnya, Beliau mengangkat derajat wanita yang sebelumnya tiada berharga bahkan dikubur hidup-hidup menjadi bermartabat penting, dan rahmat melalui imu.
Islam sangat menghargai ilmu..bila zaman sebelum islam Galileo ditangkap karena menyatakan bumi itu bulat tidak sesuai kepercayaan saat itu bahwa bumi itu datar, maka sebaliknya Rasulullah sangat menganjurkan umat islam mencari ilmu. Ilmu difardukan bagi seluruh umat sampai mati. Maka ketika itu peradaban islam berjaya dan menjadi Rahmat bagi semuanya, contohnya yaitu Ibnu Sina (Avicenna) yg prinsip kedokterannya masih menjadi pegangan hingga kini..
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR. Ibnu Majah, Baihaqi, dll)
Mengapa ilmu difardhukan bagi semua?? bayangkan saja tentang salat. Bagaimana kita yakin salat diterima bila tanpa mengetahui ilmunya, syarat sahnya dan sebagainya..
” Ahh saya mah yang penting ikhlash kemudian berharap diterima.. “, jangan begitu carilah ilmunya terlebih dahulu..
Islam mengajarkan pentingnya dan mulianya ilmu. Kemuliaan orang yang berilmu pun mendapat tempat yg istimewa dalam islam, yaitu diangkat derajatnya..
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang berilmu beberepa derajat ” (Al Mujaadilah 11)
Kedua, soal Uswatun hasanah (contoh yang baik). Nabi menegaskan bahwa Beliau diutus untuk menyempurnakan akhlaq, dan beliaulah contoh paling sempurna dalam berakhlaq..
Dalam kehidupan sehari-hari pun kita kudu mengikuti Nabi, itu kalau kita mengaku mencintai Allah..
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran 31)
Salah satu cara pengajaran islam yang baik adalah step-by-step. Misalnya dalam pengharaman khamr (minuman keras), pertama islam berbicara “jangan dekati salat kalau mabuk“.. ini larangan lembut, jadi gampangnya kalau masih jauh dari waktu salat masih boleh (dulu) 🙂 . Kedua, Quran menyebutkan “khamr itu ada manfaatnya, namun dampak buruknya lebih besar, jauhilah.. “. Barulah setelah iman kaum muslimin telah kokoh Allah befirman “Khamr itu kotor, perbuatannya syaitan, jangan lakukan.. “. Perhatikan cara islam dalam memberi pengajaran..
Catatan kecil :
– Rasulullah diutus menjadi Rahmat bagi seluruh alam.
– Islam sangat memuliakan ilmu dan para pencarinya..
– Ilmu difardukan buat seluruh muslim tanpa kecuali.
Bagaimana kita yakin ibadah kita telah cukup dan diterima, kalau kita belum tahu ilmunya..
– Rasulullah adalah teladan bagi setiap kehidupan kita.
– Cara pengajaran yang baik adalah per langkah, tidak kaku..
“Dan janganlah engkau mengucapkan sesuatu yang engkau tidak memiliki ilmu tentangnya. (Karena) sesungguhnya pendengaran dan penglihatan dan hati (akal pikiran) semuanya itu akan ditanya” (Al Israa’ : 36)
“Barang siapa keluar dalam rangka thalabul ilmu (mencari ilmu), maka dia berada dalam sabilillah hingga kembali.” (HR. Tirmidzi).
Demikian.. monggo (gianluigimario)
Like this:
Like Loading...