Pertama kemunculannya cukup jelas, konsumen yang dibidik Suzuki Satria adalah remaja dan pria penyuka kecepatan. Mengusung mesin 2-tak dan konfigurasi frame yang lebih rigid jadilah sebuah perpaduan yang bagus antara power dan kestabilan bermanuver.
Seiring perkembangannya, berbagai fitur tambahan serta perubahan pada sisi body semakin mengukuhkan aroma “laki-laki” pada Suzuki Satria. Meskipun berkelamin bebek, dimensi satria lebih besar dan lebih berat dari motor lainya.
Nah ketika FXR mengalami stop produksi dan mesin 2-tak ditinggalkan, mulailah Satria memakai bodi langsing dan makin kecil. Ukuran dan modelnya nggak berubah hingga kini, paling cuman model lampu serta warna-warni striping aja yang di refreshment dari tahun ke tahun..
Dipercaya bahwa Satria FU paling awal, yaitu produksi Thailand, memiliki power yang lebih beringas. Meski tidak dilengkapi electric starter, namun performanya masih lebih superior ketimbang keluaran tahun-tahun sesudahnya. Dulu, semua teman saya yang berburu FU seken mesti memprioritaskan lansiran ini terlebih dulu.
Kata mereka, tenaga FU yang akhir-akhir sudah disunat…
Sekarang Satria FU sudah lebih ‘gampang dijinakkan’, serta tampilannya makin colorful, apakah segmentasinya sudah meluas tak hanya untuk laki-laki?
Rupanya memang demikian. Suzuki mengkonfirmasi ke salah satu media bahwa Satria FU telah membidik pasar perempuan. Bahkan saat ini, menurut data mereka, sekitar 10% dari penjualan FU adalah kontribusi dari kaum hawa. Di Jawatimur sendiri, andalan Suzuki ini laku 4800 biji bulan lalu,, yang berarti sekitar 480-an diantaranya adalah konsumen wanita. Suzuki menargetkan jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Diantara hal yang mendukung target tersebut tentunya adalah variasi warna dan striping yang semakin menarik, baik untuk laki laki maupun perempuan.
Suatu hari nanti, mungkin kita akan disuguhkan pemandangan nyaris semua pemakai Satria FU adalah wanita, hehe.. bisa saja tho? 😀
Bicara soal FU yang makin dekat dengan wanita, tadi pagi saya melihat hal yang cukup lucu di jalanan kekantor ada dua kendaraan Suzuki yang dituntun karena (disinyalir) kehabisan bensin. Yang pertama sebuah Shogun 125, dan tak jauh kemudian Satria FU. Pemilik Shogun seorang bapak-bapak yang berboncengan, sebaliknya yang menuntun Satria FU adalah seorang cewek memakai helm merah dan seragam kerja oranye tergopoh-gopoh mendorong motor ke SPBU sekitar 100meter didepannya.
Mau tak bantuin dorong ehh sudah nyaris sampai SPBU, hehehe ya wes tak pandangi aja sambil jalan, si cewek pun terlihat senyum malu-malu.. Makanya kalau mau pake motor lihat dulu bensinnya ada apa enggak, neng ..hehe 🙂
Satria FU memang beda dari motor lainnya. Kencang, cukup terjangkau, dan peminatnya tak hanya laki-laki namun juga perempuan. Kapan ya kompetitor merilis motor yang bisa menandingi FU?
(gianluigimario)