Motor bekas wanita belum tentu joss! termasuk megapro..

Secara kodrati, para wanita lebih lembut dan care ketimbang laki-laki. Namun apakah itu berlaku juga untuk dunia otomotif? jawabnya belum tentu..

Yang pertama belajar dari kasus mas Deni yang membeli Megapro seken tahun 2008. Mungkin dia tergiur dengan cerita penjual bahwa pemilik sebelumnya adalah kaum hawa, yang dibuktikan pada nama STNK maupun BPKB si megieson. Tanpa pikir panjang ditebusnya motor itu dengan sistem tukar tambah. Tak lama kemudian motor ‘baru’nya mulai banyak masalah. Dari kelistrikan yang sering rusak, berulang kali mogok, dan masalah komplikatif lainnya.

Sobat lain yang memilih Vario bekas wanita malah bernasib lebih tragis. Skutik keluaran 2013 itu awalnya bersuara kemrosok dan kasar, beberapa hari setelah meminang dari toko bekas. Enggak menunggu lama, dia pun mengirim Si Vario ke bengkel resmi dan divonis ganti silinder! Terlihat juga beberapa goresan bodi di sana-sini, dan setirnya pun dirasa nggak imbang.. Wahh!

cewek tiger1

Memang logikanya wanita akan bersepeda motor pelan-pelan, dan merawat dengan hati-hati. Tetapi nggak semua begitu, malah mereka bisa jadi kurang sabar dalam berkendara dan tidak cuek dengan kondisi tunggangannya. Bisa jadi karena awam masalah teknis atau berprinsip asal pakai, servis motor dianggap nggak penting. Kerusakan parah menjadi akumulasi dari masalah-masalah kecil yang dibiarkan.

Jadi bukan jaminan kalau bekas wanita lebih joss.. Malah bisa saja lebih gemboss! Kaum hawa sekarang nggak sedikit yang alay kan? :mrgreen:

Kenapa Supra X 125 bekas lebih banyak dicari ketimbang yang baru?

Kalau diamati, populasi HSX 125 di beberapa daerah lebih banyak didominasi lansiran lama. Untuk versi keluaran tahun terbaru malah cukup jarang dijumpai. mengapa terjadi fenomena seperti ini?

hsx 125

Opini pertama menyuarakan mengenai desain. Bagi sebagian orang desain HSX lawas lebih pas, dan striping maupun permainan warnanya eye-catcing. Sebaliknya, bebek andalan Honda ini produksi terbaru  malah terkesan aneh dan kurang matching. Salah satu yang berpendapat demikian adalah Mas Danar, seorang pegawai di Pemkab Gresik.

Nah opini berikutnya merujuk ke sisi material. Kang Santo salah satunya yang lantang menyuarakan bahwa kualitas HSX baru cenderung di-downgrade dari versi pendahulunya, sehingga secara value maupun reliabilitas menurun cukup drastis.

Sebagai tambahan, bisa jadi masyarakat lebih memilih membeli barang seken karena berfikiran tidak perlu harus keluar dana besar untuk mendapat kendaraan fungsional yang bagus. Maka HSX 125 bekas pun menjadi primadona yang diburu di showroom-showroom. Tampaknya hal ini menjadi semacam tren baru..

Manakah yang benar? Entahlah, bisa saja semua opini diatas keliru. Ataukah memang kualitas Supra sudah semakin menurun???