Kedermawanan Ibrahim

..Dan Allah menjadikan Ibrâhîm sebagai kesayangan-Nya.” an-Nisâ‘: 125.

Mengapa Ibrahim dijuluki sang Khalil?

Pada permulaannya, gelar spektakuler itu dicurigai oleh para malaikat sebagai predikat karbitan, sehingga mereka menanyakan sendiri kepada Allah, “Wahai Tuhan, bagaimana mungkin Ibrahim itu mendapat gelar yang begitu terhormat, padahal dia masih sering berkutat dengan anak, istri, serta harta keduniaan yang kebanyakan sebagai penghalang paling besar dalam mengabdi kepada-Mu?” begitu protes para malaikat.

Kalian jangan memandang seseorang dari lahiriahnya saja, hendaklah kalian meneliti hatinya. Kendati Ibrahim bergelimabng dnegan anak dan istrinya, namun ia itu merupakan figur yang tidak pernah membagi cintanya terhadap-Ku. Kalau tidak percaya, coba saja kau uji dia baik-baik!” begitu jawab Allah.

Beliau merupakan seorang hartawan, memiliki 12.000 anjing penjaga domba. Kita tinggal membayangkan berapa ekor domba yang harus diawasi oleh setiap anjing. Setiap anjing itu diberi kalung emas sebagai amtsal (perumpamaan) bahwa duniawi itu seperti barang najis yang tidak akan layak diberikan kecuali pada mereka yang najis pula. Untuk memeriksa kawanan dombanya itu, beliau cukup naik ke sebuah bukit seraya memandang kawanan dombanya itu, hanya begitu cara menghitungnya.

Pada suatu hari, Jibril as pun berangkat untuk menguji kedalaman tauhid Nabi Ibrahim dengan menyamar sebagai manusia biasa. Setelah berjumpa, Jibril pun berkata, “Wahai Nabiyullah, milik siapakah kawanan domba yang sangat banyak itu?

Itu semua milik Allah, hanya saja saat ini aku diberi mandat untuk mengurusnya, begitu jawab Nabi Ibrahim.

“Bisakah engkau bershadaqah padaku seekor saja,” selidik Jibril.

Sebutlah nama Allah dan engkau bisa mengambil sepertiga kawanan itu,” jawab Nabi Ibrahim.

Lantas Jibril as mengatakan, “Subbuh quddus rabbuna wa rabbul malaikati war ruh (Maha Suci Allah, Tuhan kita, Tuhan para malaikat, dan Tuhan Jibril).”

Sejenak kemudian, Nabi Ibrahim menyuruh Jibril lagi, “Sebutlah sekali lagi asma Allah dan kau bisa mengambil separuhnya.”

Jibril pun menyebut asma Allah lagi dan menerima porsi sesuai yang telah dikatakan Nabi Ibrahim.

Lagi-lagi, Nabi Ibrahim berkata, “Sebutlah asma Allah sekali lagi, dan kau bisa mengambil seluruh kawanan domba itu beserta penggembalanya dan seluruh anjing penjaganya.”

Jibril pun menyebut asma Allah lagi. Anehnya, Nabi Ibrahim masih berkata lagi, “Sebutlah asma Allah sekali lagi, aku dapat engkau jadikan sebagai budakmu.”

Demi melihat sendiri keteguhan Nabi Ibrahim ini, Jibril betul-betul terpana, sehingga Allah memanggilnya, “Wahai Jibril, bagaimana dia menghadapi ujianmu?”

Dia memang betul-betul kekasih-Mu, wahai Tuhan,” jawab Jibril.

Setelah semuanya berakhir, Nabi Ibrahim lantas memanggil seluruh penggembala dombanya, lalu ia berkata, “Wahai para penggembala, pergilah kalian dengan membawa domba-domba itu mengikuti orang ini sebagai pemilik barunya, hari ini aku sudah tidak memiliki domba lagi, dan kalian sendiri menjadi milik orang ini.”

Terperanjatlah Jibril mendengarnya. Maka, segera saja dia berujar, “Wahai Nabiyullah, saya tidak membutuhkan semua itu, kedatanganku hanya untuk mengujimu, untuk mengetahui sebatas mana ketinggian martabatmu di sisi Allah. Aku sendiri adalah Jibril.”

Aku sebagai khalilullah pantang mengambil kembali apa yang telah aku berikan pada orang lain,” begitu tegas Nabi Ibrahim.

Dijawab demikian, Jibril menjadi kebingungan, sehingga Allah menengahi persoalan itu dengan jalan agar domba-domba itu dijual saja seluruhnya kemudian dibelikan tanah sebagai wakaf yang ditanami berbagai jenis buah-buahan dan bahan makanan yang dapat dipetik siapa saja yang membutuhkan sampai hari kiamat. “..Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” At-Taubah ayat 114.

Dikutip dari berbagai sumber.

Pelajaran yg dapat dipetik:
* Kalo Allah telah memilih seseorang, tentu Dia maha tahu alasannya dan kepantasannya. Boleh jadi kita ragu, tapi mahasuci Allah dari kekeliruan..
* Ketika mencapai derajat dekat kepada Allah, manusia bisa lebih mulia dari seluruh malaikat. Hal ini menurut ulama, karena manusia kodratnya memiliki ujian kesenangan dunia, sedangkan malaikat dicipta untuk beribadah.
Untuk menjadi dekat kpd Allah, manusia berjuang keras melawan nafsu dan ujian, malaikat tidak. Perumpamaannya seperti air mancur dengan air terjun.
* Ibrahim tak merasa punya hak dg harta, hanya titipan Allah..
beliau relakan seluruhnya, kalau Jibril mau. Menurut tingkat orang yg dekat kepada Allah, kalimat Tauhid lebih berharga dari seluruh harta.
* Ibrahim pantang menarik kembali kata yg diucap/janjinya.
Sebaiknya kita meneladani ini.. “Dan Ibrahim yang menepati janji..” (An-Najm: 37)
* Bisa saja seorang kekasih Allah itu kaya raya, tetapi harta itu cuma ditangannya, tak sedikitpun membekas dihati.. Ibrahim sangat penyantun.

Punya kesimpulan lain? monggo dibagi..

5 thoughts on “Kedermawanan Ibrahim

  1. Skipz says:

    Siiip Mz.Bro….

  2. […] hati merasa bergantung kepadaNya tidak bergantung sedikitpun kepada harta. Ini seperti dlm kisah Ibrahim dan Abu Bakar yg […]

  3. gogo says:

    patut diteladani neh.. mantab mas bro..

Please leave a comment, thanks..