Prinsip sederhana naik motor.

Biker newbie mau sharing pendapat nih..
Mengenai prinsip sederhana dalam berkendara biar aman tenterem gemah ripah loh jinawi.
ini sekedar dari pengalaman saya pribadi, jadi mungkin masih jauh dari sempurna

Menurut saya ada beberapa prinsip berkendara.
1. Fokus pikiran.
yang saya maksudkan adalah menjaga pikiran kita agar tetap konsen mikir jalan yang sedang dilalui.
Kalo yg ahli sofware : ditinggal dulu softwarenya, konsen dg perjalanan
Kalo yg mau meeting: mikir miting nya ntar dulu, konsen dg perjalanan
Yg banyak utang: cepet dibayar! tapi kalo di jalan ya konsen dulu dg jalan 🙂
Yg mau nikah :dipikir kalo nyampe rumah,sekarang konsen jalan dulu :mrgreen:

Selanjutnya

Orang yang di surga bersama Musa.

Nabi Musa alaihis salam adalah Nabi yang bisa bercakap dengan ALLAH. Setiap kali hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan ALLAH. Nabi Musa sering bertanya dan ALLAH akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi – nabi lain.
Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada ALLAH, “ Ya ALLAH, siapakah orang di surga nanti yang akan bersama dengan aku ?”
ALLAH pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung, serta tempat tinggalnya.
Setelah mendapat jawaban, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikuti tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat yang dituju.

Dengan pertolongan beberapa orang penduduk disitu, beliau bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu. Tuan rumah itu tidak melayani Nabi Musa. Dia masuk ke dalam kamar dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu didukungnya dengan cermat. Nabi musa terkejut melihatnya.
“ Ada apa ini ?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh keheranan.

Pemuda yang berbakti dan Sulaiman.

Nabi Sulaiman alaihis salam adalah anak Nabi Daud alaihis salam. Sejak kecil lagi Nabi Sulaiman sudah pandai memberi pendapat yang adil dalam satu-satu hal. Setelah wafatnya Nabi Daud, Nabi Sulaiman membesarkan kerajaan di bawah pimpinannya. Pada suatu hari, Nabi Sulaiman mengadakan perjalanan bersama rombongannya yang terdiri daripada manusia dan jin. Tujuannya adalah untuk melihat kebesaran Allah S.W.T.

Perjalanan mereka pun tiba di tepi laut, tiba-tiba Nabi Sulaiman terpandang suatu benda yang menakjubkan di dalam laut. Dia memerintahkan pada jin Ifrit, “Wahai Ifrit, coba kamu lihat ke dalam laut, ada suatu benda yang menakjubkan aku, oleh karena itu kamu bawakan ia kemari”. Jin Ifrit yang gagah tak banyak bercakap karena takut akan murka Nabi Sulaiman dan terus menyelam ke dasar laut, namun dia tidak berjumpa apa-apa.Kemudian Nabi Sulaiman menyuruh jin yang lain menyelam untuk mendapatkan benda tersebut, namun malangnya jin tersebut pun gagal berbuat demikian. Akhirnya Nabi Sulaiman pun berkata kepada Ashif bin Barkhiya, yakni orang yang mendapat ilmu dari Allah, “Sekarang aku perintahkan kepadamu agar pergi ke laut dan dapatkan benda ajaib yang aku maksudkan”. Ashif bin Barkhiya pun menyelam dan terlihat suatu benda yang menyerupai kubah yang dibuat dari kapur putih.

Selengkapnya

Sedikit tentang itsar.

Secara bahasa itsar berarti mementingkan orang lain lebih dari diri sendiri. Dari segi fitrah setiap manusia yang masih terjaga fitrah kemanusiaannya juga dapat berbuat mulia, mementingkan orang lain dan bukan diri sendiri serta menolong orang lain tanpa memikirkan diri sendiri.

Di Inggris pernah terjadi kasus penyelamatan seorang anak yang jatuh di rel kereta api oleh seorang laki-laki. Alhamdulillah anak itu bisa diselamatkan, namun sebelah tangan laki-laki itu putus tersambar kereta api yang melaju kencang. Mungkin seumur hidupnya anak tersebut takkan bisa melupakan jasa seseorang yang rela mengorbankan sebelah tangannya untuk menyelamatkan nyawanya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengatakan bukan dari golongan kami orang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan. Begitu pula di hadits lain “Bukan golongan kami orang yang tidak peduli pada urusan orang Islam”. Jadi sifat itsar sangat penting untuk memerangi sifat-sifat buruk seperti egois, kikir, individualis dsb serta menumbuhsuburkan sifat-sifat mulia seperti peduli, empati, pemurah dll.

Selengkapnya