Pinjaman Abdurrahman bin ‘Auf

Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al Qashash [28]:83)
Sebuah kisah yang menyertai turunnya ayat diatas adalah kisah mengenai Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu anhu. Seseorang yang begitu dimuliakan oleh Allah dalam kehidupannya di dunia dan seorang dari 10 sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam yang dijamin masuk surga oleh Nabi  sendiri.

Ketika Rasulullah telah bertekad untuk mengirim pasukan ke Tabuk menghadapi Romawi, saat itu keadaan ekonomi di kota Madinah sangatlah sulit. Keadaan sedang dalam masa krisis. Ketika itulah Rasulullah meminta kepada seluruh sahabat-sahabatnya bahu membahu untuk mengumpulkan apa saja yang mereka miliki dalam membiayai pengiriman pasukan ke Tabuk.
Abdurrahman bin ‘Auf bersedeqah dengan seluruh harta yang dimilikinya. Ketika itu Umar ibn Khatab radhiallahu anhu yang mengetahuinya, menyampaikan kepada Nabi, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku melihat Abdurrahman telah melakukan dosa. Ia tidak meninggalkan harta sedikitpun bagi keluarganya…
Rasulullah memanggilnya dan bertanya, “Wahai Abdurrahman, apakah engkau tidak meninggalkan harta untuk keluargamu?
Abdurrahman bin ‘Auf menjawab, “Ya Rasulullah, bukankah seseorang yang berinfaq di jalan Allah berarti Allah meminjam kepadanya?”
Jawab Nabi, “Benar wahai Abdurrahman.”
Abdurrahman bin ‘Auf melanjutkan, “Aku pinjamkan seluruh hartaku kepada Allah, agar Allah menggantinya dengan yang lebih banyak dan lebih baik dari apa yang aku infaqkan. Allah dan Rasul Nya penjamin keluarga yang aku tinggalkan.”
Mendengar jawaban ini Rasulullah berdoa, “Semoga Allah memberkahimu di dalam harta yang Engkau infaqkan dan semoga memberkahimu di dalam harta yang engkau pegang.

Inilah seorang sahabat Rasulullah dari kalangan muhajjirin yang ketika berhijrah ke Madinah ditawari oleh sahabat anshar yang bernama Sa’ad bin Rabi’ Al-Anshari  radhiallahu anhu dengan harta yang dimilikinya berupa kebun kurma, tapi ia dengan halus menolaknya.
Wahai Abdurrahman, sungguh aku memiliki banyak harta di Madinah. Aku memiliki dua kebun. Silahkan engkau pilih kebun yang mana yang engkau sukai!
Abdurrahman menjawab, “Semoga Allah memberkahi harta dan keluargamu. Cukup bagiku engkau menunjukkan dimana letak pasar, supaya aku dapat berdagang?”

Inilah seorang sahabat Rasulullah yang memakai pakaian yang sama kasarnya dengan para pembantu-pembantunya (budak-budaknya). Banyak yang tidak dapat membedakan antara ia dan budaknya ketika ia berjalan bersama-sama mereka.
Suatu ketika ia pernah ditawari makanan yang begitu mewah dan lezat oleh salah seorang anaknya, ia menolaknya dan berkata. “sesuatu yang amat kutakutkan adalah Allah menyegerakan segala kesenangan hidup di dunia ini dan ketika di akhirat nanti aku tidak memperoleh apapun lagi.

Inilah seorang sahabat Nabi yang ketika dalam 40 hari 40-malam tidak merasakan ujian berupa penyakit ataupun kesulitan hidup, ia bersujud sambil berkata,”Ya apakah salahku sehingga Engkau tidak memberiku ujian?

Inilah seorang sahabat Nabi, yang mendedikasikan dirinya untuk mengurus segala keperluan para Ummahatul Mu’minun (para istri-istri) Rasulullah sesudah beliau wafat. Sampai salah seorang istri Rasulullah, Aisyah mendoakannya, “Semoga memberkahi hartanya yang ia infaqkan di dunia dan sungguh pahala di akhirat itu jauh lebih besar.”

Menjelang kematiannya, Abdurrahman bin ‘Auf memerdekakan budak-budaknya dalam jumlah yang banyak. Ia berwasiat untuk memberikan 400 dinar kepada setiap orang yang ikut dalam perang Badar yang masih hidup. Mereka yang berjumlah sekitar 100 orang tersebut semuanya mengambil bagiannya.
Ketika ia meninggal, ia meninggalkan 1000 ekor unta, 100 ekor kuda dan 3.000 ekor domba dan tanah serta kebun kurma. Ia juga meninggalkan emas dan perak yang banyak yang ketika dibagikan kepada ahli warisnya harus dipotong dengan menggunakan kapak.
Ketika ia meninggal, ia disholatkan oleh khalifah Utsman bin Affan radhiallahu anhu dan ketika mengantarkannya ke kubur, Ali bin Abu Thalib karomallahu wajha berkata, “Kembalilah Engkau kehadirat Allah…. engkau telah mendapatkan dunia yang bersih dan engkau telah mengalahkan segala tipu dayanya.”

Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (balasannya) kepadamu dan mengampunimu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.” (QS AT Taghaabun [64]:17)
Diambil dari sdaljihad

Sedikit Tanggapan :

Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu anhu adalah salah seorang sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam yang dijamin masuk surga. Diantara kelebihan beliau adalah :
* Bersedekah dengan seluruh harta , dengan niat memberi pinjaman kepada Allah.
* Menolak dengan halus pemberian harta, karena berniat untuk berniaga
* Beliau sosok yang rendah hati dan hati-hati dg kesenangan dunia
* Sabar atas ujian Allah, bahkan merindukannya ketika tidak mendapat ujian.
* Beliau menginfaqkan hartanya untuk memenuhi kebutuhan Istri2 Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam setelah wafatnya.
* Memerdekakan budak yang banyak dan berwasiat untuk  orang yang ikut dalam perang Badar yang masih hidup.

Bila definisi “Faqir bukan orang yang tak punya rezeki/penghasilan, melainkan yang pembawaan dirinya hampa dari nafsu rendah” , maka Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu anhu adalah salah seorang teladan terbaiknya..

Monggo dishare

8 thoughts on “Pinjaman Abdurrahman bin ‘Auf

  1. Hourex150L says:

    harta yang sesungguhnya adalah Harta yang sudah kita kirimkan ke akhirat ketika kita masih hidup di dunia..

  2. setuju mas.. 🙂

  3. agungsevi says:

    petuah penting mas bro….

  4. mutoyo says:

    ayo kita berlatih tiap hari untuk bersedekah lebih dari 2.5% sampai kita mampu lebih dari 50% persen dari penghasilan kita yang nota bene atas pemberian Alloh SWT. Bagaimana dengan penulis siiaaap?

Please leave a comment, thanks..