Melihat tren 200-225cc VS 250cc Lima tahun ini..

Meskipun beberapa data tidak saya ketahui dari eyang edo, namun buat saya cukup melihat peta antara 2 kelas  berat yang lazim di temui di tanah air yaitu 220-225 dan 250 cc.

Ada dua hal yang bisa disorot yakni persaingan Tiger-scorpio dan duel keduanya melawan 250CC.


Pertama, taun 2006 jagoan honda dan yamaha ini nyaris berimbang, 55 vs 45. Dua tahun selanjutnya, penjualan macan dominan sekitar 2x dari Kalajengking.
Namun tahun kemarin akur, mereka sama kepala 3.. (alias lumayan imbang ) :mrgreen:

Nah sorot kedua kita alihkan kepada duel 200-225 vs 250cc.
2008, saat Ninja250 dan KLX250 disuntikkan KMI, pasar terbagi:95-5.   Tahun berikut pasar 200-225 semakin kurus, tapi skor masih 86- 14.   Di 2010,  aggregate keduanya sedikit saja berubah yaitu 82 – 18.
Terakhir, dengan kedatangan CBR langsung menyita 11% skor 250CC makin berkibar, jadi 71-29.

Trus buat apa ya data itu?

Para ahli statistik jelas mahir dalam hal ini, namun buat kita awam yang ingin tahu saja tentu tak sulit menyimpulkan.
Mari ambil kesimpulan gampang2an seperti ini :
– Peminat 250cc, meski tipis namun semakin berkembang.
Tiger memang dominan atas scorpio, namun sejak kedatangan CBR 250, pasarnya ‘termakan’ dan semakin kurus.
– Di tahun 2011, Scorpio sedikit saja terpaut Tiger, sebaliknya Ninja dan CBR juga mendekati perolehannya.
Spesifikasi tampaknya cukup menentukan di kedua kelas ini, tidak hanya harganya.

Secara ringkas, imho kelas premium yang wah (CBR dan N250) memang harganya 2x lipat dari Tigie maupun Pio, namun bukan hanya harga yang bermain namun juga spesifikasi dan prestise. Kelas ini meski kecil sekali, namun prospektif.
Apa sebabnya? wahh nggak tahu bro, barangkali tren global memang sport lagi marak.. ❓

Atau gini aja : “sport 150CC itu pilihan utama, kalo mau naik kelas, sekalian aja ke 250cc.. “. Nggak ngunu tah? 🙂

Kalau Yamaha dan Suzuki ikutan 250? Yah spesifikasi dan prestise kayaknya kudu di perhatikan betul, (selain juga harga)..

Punya kesimpulan lain? atau mau gabung jadi kelas 250CC?? silahkan bro..
Jangan ajak saya, belum sanggup :mrgreen:
(gianluigimario)

Kalau basis mesin250 cc Yamaha nantinya adalah R4, torsi 100 Nm.. Gila!!

Ini melanjutkan bahasan soal bakal jagoan 250CC Yamaha.
Setelah kebanyakan para pembaca pesimis dengan Fazer 250 yang dinilai tanggung, maka ada opsi mesin lain yang saya katakan V-Twin, kebetulan ada usul bro Ary  YZF R4.  Mari kta komparasi ulang dengan calon lawan lainnya dikelas premium 250 CC.

Kalo mengkaji dari review motorcyclefamous,  maka hasil tabel untuk R4 tersebut adalah seperti ini :

Pertama kali melihat spek, saya sangat terkejut dengan torsi maksimumnya, 100 Nm di rpm 2750.. Nggak salah tulis tuh situs? ckckck. Powernya pun unggul dari ninja 250 sedikit (0.5kW), tapi dengan torsi yang 5 kali lipat saya tak habis pikir.. darimana asalnya. SOHC ? wajar lah kalo tipis aja . V-twin? apa marginnya sampe 80 Nm.. believe it or not. (saya lebih percaya kalau dibawahnya 30Nm.. ). Setuju??? apa nggak kelasnya motogp tuh 100Nm?  😯

TAMBAHAN : nggak tahu kejelasan mesin ini, tapi di sedikitnya 3 forum yg berbeda, cbr250forum ,mybike.gr (yunani), bahkan malaysia semua ragu dg spek mesin ini. Ada 1 pendapat yg menarik yaitu : “ada rumus khusus antara RPM, power, dan Torsi yg tidak bisa dilanggar.. rasio 32bhp-100Nm itu terlalu ajaib.. “. Karena belum ada spek pasti dan valid, tampaknya data tersebut kurang bisa dipercaya.. 😦

Wuih motor ini kalo bener jadi gaconya Yamaha, saya setuju kalo motorcyclefamous bilang akan mengalahkan Ninja 250 (tapi tetap kurang setuju kalo torsi tercatat 100Nm). Dari performa jelas lumayan lah.

Namun soal penjualan bisa jadi sedikit lain.
Kalo kasih harga melebihi sang pemegang pasar ya kudu ati-ati.. keliru atau overprice dikit aja bisa runyam.. (tau sendiri kan nasibnya siapa 🙂 )

Nah menyikapi kabar bro Rendy (thanks bro!!) yang bilang ada info akurat yamaha cc besar (sangat mungkin 250cc) yang masih trial di jepang, saya kira mungkin sedikit berbasis mesin ini (kubikasinya sama), atau barangkali R4 sedikit di downgrade oleh faktory jepang. imho. atau siapa tahu mesinnya bener2 baru (walau biaya penelitian lebih mahal )

Yah apapun itu saya ikut gembira kalau Yamaha meramaikan sport premium seperempat liter ini. Ini akan semakin menambah opsi buat kita para konsumen.. 😛


Soal mesin mana yang jadi dipakai, dg merujuk kata “trial”, maka disinyalir bukan lagi Fazer250 saat ini cmiiw.
maka bisa saja  kemungkinan ini :
– Mesin 250CC yg benar-benar baru (DOHC kah? )
– atau mesin R4 downgrade yg SOHC tapi torsinya edan (25-30Nm cukup)
– (fazer 250 yang dirombak) mungkin nggak? 😛

Yahh anda mau pilih mana bro??
kalo saya mah pokok performa hebat dan harga nggak jauh dari pemimpin pasar, imho bakal disambut meriah biker tanah air.. Bukan begitu ? (gianluigimario)

Alasan mengapa harusnya CBR 150R nggak overprice..

CBR 150 itu fenomenal.
Sejak versi yang lama, yang harganya sangat fluktuatif, nyampe pernah tanya di dealer surabaya ada yang 38juta rupiah. ckckck..
Begitu mahal pun masih banyak saya jumpai dijalan..

Lha CBR150 yang sekarang kok nggak fenomenal ya? padahal  harganya ‘hanya’ 33 juta.. Kira-kira kenapa?

Secara spek mesin, desain, performa, CBR jelas superior dibanding sport 150cc lainnya (kecuali 2-tak KRR imho). lantas apa sebabnya kok nggak begitu booming penjualannya alias melempem???

Barangkali satu jawabnya : harga 33juta itu, untuk saat ini overprice banget. cmiiw. Gampang sekali jawabnya.. 😛 Lha bukannya CBR 150 memang untuk kelas premium /yang berduit tebal? Dan CBR yang lama kok 38 juta dulu masih populer? barangkali dulu dan sekarang ada faktor yg membedakan.

mungkin faktor tersebut adalah :
– Dulu kelas premium belum punya banyak pilihan (250cc belum banyak mengaspal )
– Didului oleh kakaknya, CBR 250 yang juga kelas premium
– Lebih disukai modelnya yang lama,
– motor 150CC lainnya sudah banyak yang inovatif.

Nah gampangannya gini, dulu waktu belum ada CBR250 (atau Ninja 250) orang yang berduit dan pengin eksklusif mungkin hanya memilih CBR, kecuali yg speedfreak (aka Ninja KRR). Karena sekarang lebih banyak pilihan, maka segmen eksklusif/premium lebih tersebar.. cmiiw

CBR 250 dihadirkan terlebih dulu imho juga berpengaruh terhadap adiknya. Secara value dan buat yang suka nama besar Honda, rasanya CBR 250 CC tersebut lebih baik, atau kalau bisa tambah ‘sedikit’ duit mending sekalian ambil yang 250.. bukan begitu?

Model CBR yang lama itu lebih wah dan cocok buat kebanyakan orang indonesia, dan secara mesin cmiiw sudah teruji. ada buktinya ? entahlah, yang jelas meski sempat kolaps oleh Minerva, CBR 150 lama masih banyak yang cari sekennya.. bukankah artinya masih banyak yang suka? cmiiw

Terakhir soal motor 150CC yg lain disaat ini.
Memang mesin 150cc DOHC liquid cooled deltabox frame dulu nyaris tanpa lawan (FXR layu sebelum berkembang), namun untuk saat ini sudah banyak kompetitor yang menawarkan beberapa dengan harga lebih rendah. Katakan soal pendingin cairan dan deltabox, itu Piksyen sudah menerapkan, dan laris. DOHC ? Satria FU yg terjangkau sudah mewarisi titisan FXR, laris manis juga. Harga keduanya jauh lebih rasional untuk ditebus.. cmiiw.

Ringkasnya begini :

Kalau dulu memang minim pengganjal, boleh jadi setinggi berapa harga masih dicari. Nah kalau sekarang beberapa unggulannya telah menemui pesaing, mengapa CBR nggak sedikit diturunkan..
Logisnya, kalau sudah ada kompetitor yang lebih disukai dengan harga yg rasional, CBR150 pun baiknya sedikit mengikuti karena sudah ada pola pasar , seperti di India misalnya yg turun harga karena lebih dulu ada R15. Soal pajak yang mahal ? waduw maaf masak nggak bisa diambil celah dikit hehehe atau kapan CKD disini ya?

Beda lagi ceritanya kalau Honda memang kukuh dengan penetapan harganya.. (nggak mau turun kayak India). Yah begini jadinya, agak lesu.
padahal kalo 27~30jt kan lebih rasional ya?, bisa jadi banyak yang berburu (mungkin termasuk saya ) hehe

Bagaimana  pendapat anda? monggo.. (gianluigimario)