Bagaimana Fuel Injection (FI) berbeda dari karburator?
“Fuel Injection membuat starting mesin lebih baik dan lebih responsif. Manfaatnya adalah memberikan bahan bakar ke mesin dalam jumlah yang tepat terlepas dari perubahan temperatur udara. Sebuah karburator membuat kabut tetesan bahan bakar yang ke dalam ruang pembakaran, tetapi FI menyuntikkan penyemprotan halus bahan bakar di bawah tekanan. Semprotan ini dicampur dengan udara dan dikirim ke ruang pembakaran. Dalam proses ini adalah mungkin untuk mengontrol jumlah dan waktu injeksi untuk meningkatkan efisiensi pembakaran untuk peningkatan Power yang lebih baik, penghematan bahan bakar ditambah emisi gas buang lebih bersih. “
Fuel Injector tidak lain adalah katup yang dikendalikan secara elektronik. Katup ini disupplai dengan bahan bakar bertekanan oleh pompa bahan bakar dan ia mampu membuka dan menutup beberapa kali per detik.
Ketika injektor diberi energi listrik, elektromagnet menggerakkan plunger yang membuka katup, yang memungkinkan bahan bakar bertekanan untuk menyemprot melalui nozzle kecil. Nozzle ini dirancang untuk menyemprotkan suatu cairan bahan bakar – untuk membuat ‘kabut’ sehalus mungkin sehingga dapat mudah terbakar.
Jumlah bahan bakar yang dipasok ke mesin ditentukan oleh lamanya waktu injektor bahan bakar tetap terbuka. Ini disebut lebar pulsa (pulse width), dan dikendalikan oleh ECU.
Injector dipasang di intake manifold sehingga menyemprotkan bahan bakar langsung pada katup intake. Pipa yang disebut pemasok bahan bakar(fuel rail) menyediakan bahan bakar bertekanan untuk semua injector.
Berikut adalah beberapa sensor itu:
Mass airflow sensor – Memberi sinyal ECU mengenai massa udara yang masuk mesin
Oxygen sensor(s) – Memonitor jumlah oksigen di exhaust sehingga ECU dapat menentukan seberapa ‘kaya’ campuran bahan bakar dan menyesuaikannya.
Throttle position sensor – Memantau posisi katup throttle (yang menentukan berapa banyak udara masuk ke mesin) sehingga ECU dapat merespon dengan cepat terhadap perubahan, dan menambah atau menurunkan tingkat bahan bakar yang diperlukan
Coolant temperature sensor – Memungkinkan ECU untuk menentukan kapan saatnya mesin telah mencapai suhu operasi yang optimal
Voltage sensor – Memonitor tegangan di dalam sistem sehingga ECU dapat meningkatkan kecepatan idle jika tegangan menurun (yang menunjukkan beban listrik tinggi)
Manifold absolute pressure sensor – Memonitor tekanan udara di intake manifold. Jumlah udara dimasukkan ke dalam mesin merupakan indikasi yang baik dari berapa banyak Power yang diproduksi; dan semakin banyak udara yang masuk ke dalam mesin, semakin rendah tekanan manifold, sehingga pembacaan ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak Power yang diproduksi .
Engine speed sensor – Memonitor kecepatan mesin, yang merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk menghitung lebar pulsa (pulse width)
Sumber : yamaha-india, Howstuffwork.
ECU memberi perintah kepada Injektor untuk menyemprotkan bahan bakar bertekanan kedalam ruang pembakaran. Nah berapa banyaknya yang disemprotkan, itu dipikirkan oleh ECU dengan menerima masukan seluruh sensor yang dipasang padanya.
Setelah data dan sinyal elektronik diolah dan diproses, kemudian ECU mengirimkan sinyal tegangan untuk mengaktifkan Injektor dengan lebar pulsa (pulse width) tertentu.